TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi salah seorang yang paling sibuk di area Crisis Center Terminal 2, Bandara Juanda, Surabaya. Sejak hari pertama, Risma tidak pernah absen mendampingi keluarga penumpang AirAsia QZ8501.
Begitu pula hari ini, Rabu, 31 Desember 2014. Apalagi ini menjadi hari pertama setelah penemuan korban AirAsia ditemukan. Risma sibuk menghubungi sejumlah kepala daerah yang warganya menjadi korban jatuhnya AirAsia. Melalui telepon, Risma meminta kepala daerah untuk membantu proses identifikasi. "Ini lho Bu ada warganya yang jadi penumpang AirAsia. Saya minta tolong?" kata Risma kepada Bupati Kediri. (Baca:Dua Jasad Korban Air Asia Dibawa ke Surabaya )
Semula bupati itu menyangkal. Tapi Risma menjelaskan dan meyakinkan bahwa ada seorang penumpang yang ternyata warga Kediri. Risma kemudian meminta agar dikirimkan data e-KTP yang di dalamnya terdapat sidik jari yang bersangkutan. "Kirim sidik jari yang di e-KTP itu lho, Bu. Sekalian main-main ke Surabaya," bujuk Risma.
Permintaan Risma itu juga langsung direspon Bupati Pasuruan. Selang beberapa lama setelah ditelepon, sang bupati mengutus seseorang untuk mengirimkan data warga yang dibutuhkan. "Tadi Bupati Pasuruan sudah ngirim orang," ujarnya kepada Tempo. (Baca:Berbagai Kemungkinan Kecelakaan Air Asia QZ8501)
Kehadiran Risma memang tidak hanya mengurusi warga Surabaya. Tercatat ada 78 penumpang AirAsia yang merupakan warga Surabaya. Sebanyak 41 keluarga penumpang sudah menyerahkan data kepada Tim Disaster Victim Identification.
Baca Juga:
Tapi selain warga Surabaya, Risma juga menerima curhat dari warga daerah lain. "Bu Risma pilih kasih. Masak cuma warga Surabaya," ujar seorang kerabat korban seperti ditirukan Risma. (Baca:Evakuasi Korban Air Asia Terhambat Cuaca Buruk )